Kamis, 21 Februari 2013

Bingkisan Hati Nino

Nada rindah mengeluk benakku
cahaya senja menyinari kemilau lagu itu
Meluluhkan benakku dengan sejuta cerita dalam album lagu itu
Antara perasaanku yang sulit ku fahami
Siapa sosok yang ku cintai sebenarnya
Tetapi kini ku tahu perasaanku,
Engkaulah bingkisan hatiku
Bukan dirinya tapi dirimu
Dirimu yang sudah lama ku cinta
Memori itupun terulang
Lagu itu menginggatkanku akan dirimu,
Tetapi bisikkanmu menginggatkanku
Sakit..sedih…kecewa..risau..
Di benakku hanya dirimu
Bisakah engkau rasakan perasaanku,
dengarlah suara benakku ini
‘I LOVE YOU’
“Wah..! siapa orang yang loh maksud di puisi ini? adik gue yah”
Tanya Riko menoleh ke sahabatnya sekaligus teman duduknya setelah membaca puisi buatannya itu. Nino itulah namanya , seorang cowok yang selalu salah dalam mengambil keputusan. Nino dan Riko adalah anak kelas IX B di suatu sekolah terfavorit di kotanya.
“Woyy..! loh jangan melamun bro” sahut Riko melihat Nino tidak menjawab pertanyaannya malah melamun dengan wajah kusut lagi membuat Riko cekikan melihatnya karena saat begitu wajah Nino lucu “Setrika tuh muka…! kusut bener. loh punya masalah apa sih” celoteh Riko sambil membaca ulang puisi buatan Nino karena dia sadar membacanya tadi cepat sekali jadi dia tidak mengerti maksud puisi Nino itu.
Lebih 5 menit Riko membacanya karena ingin tahu betul apa maksud dari puisi itu dan setelah membacanya, Riko membulatkan matanya tersadar makna yang tersirat dalam puisi sahabatnya ini
“Nino, jangan bilang loh masih suka Mika!” gumam Riko sedih sambil membalikkan tubuhnya ke Nino lalu memegang bahu Nino berharap itu tak benar
“Riko, itu benar gue masih Mika. Ahh.. lebih tepatnya gue masih cinta banget dengan Mika” jujur Nino dan langsung membalikkan tubuhnya juga yang membuat mereka berdua berhadapan.
Riko yang mendengar pengakuan itu kaget sekali “Wooy Riko, lohh tuh harus sadar” teriak Riko bangkit dari duduknya dan menatap sinis Nino yang tak sadar mereka berdua masih belajar B.Indonesia, membuat pak Dio marah melihat kelakukan Riko yang menganggu ketentraman belajar dalam kelas, sontak saja pak Dio melemparkan penghapus papan pada Riko “Ahh.. sakit” ujar kesakitan Riko sambil menyentuh tangannya “itu karena kelakuan kamu. sekarang kamu keluar! Kamu boleh masuk setelah pergantian pelajaran” suruh pak Dio geram.
Maka Rikopun keluar dari kelas dan Nino yang melihat itu hanya dapat menahan rasa bersalahnya “Riko , maafin gue. Tapi sungguh gue sayang banget dengan Mika” ujar Nino dalam hati.

Nino sudah 3 minggu pacaran dengan Lili. Tak heran jika Riko marah pada Nino, gimana tidak? Lili itu adik Riko dan Nino itu sedang berstatus pacaran dengan Lili tapi Nino malah menyukai Mika teman kelas Lili. Nino baru sadar setelah seminggu kemudian saat menembak Lili bahwa sesunggunya hatinya pada Lili hanya seperti adik , Nino hanya sebatas menyayanginya berbeda dengan Mika sosok cewek yang agak pendiam dengan postur tubuh biasa. Nino sungguh sangat menyukai Mika, Nino merasa ada hal istimewa dari Mika itu walau sampai sekarang Nino tidak tahu apa itu. Sudah lebih 1 tahun Nino menyimpan perasaannya pada Mika tetapi semenjak kedatangan Lili 4 bulan lalu yang pindah ke sekolahnya, Nino jadi pusing dengan perasaannya sendiri karena dia jatuh di dua hati. Nino merasa menyukai Lili tapi disisi lain dia juga menyukai Mika. Nino yang tau dari Riko bahwa Lili itu menyukai dirinya, jadi Ninopun menembak Lili tanpa berpikir matang bahwa apakah benar perasaannya sebenarnya menyukai Lili dan dia sudah berpindah hati.
^_^ Keluar main ^_^
“Gue bisa maafin loh tetapi adik gue gimana Nino, Dia sangat menyukai loh. Tau nggak loh, di belakang bukunya itu semuanya tertulis namamu bersamanya. Gue nggak sangup lihat adik gue nantinya kalo tahu tentang itu ”keluh Riko sedih mengetahui pengakuan sahabatnya.
Riko memang ragu dan perasaannya agak lain – lain saat Nino bilang mau menembak adiknya waktu dulunya karena Riko sangat tahu sifat sahabatnya itu, suka salah dalam mengambil keputusan. Dan sekarang apa yang dirasakannya itu benar.
“Maafin gue Riko, tetapi gue tak bisa menyembunyikan perasaanku ini. Gue hanya menganggap adikloh seperti adik , nggak lebih” ujar Nino dan tanpa instruksi Nino menghentikan langkah kakinya untuk ke Kantin karena melihat Mika sedang berjalan menuju ke sini seorang diri.
“Astaga Nino , aku tak apa yang harus ku katakan. Loh harus ungkapkan yang sebenarnya pada adik gue. Okayy” Riko menoleh ke Nino yang tak sadar bahwa Mika sudah berada di depannya
“Kak, maaf ini buku tulis biology Lili. Sekalian tanya Lili bahwa besok akan ulangan Biology” ujar Mika lalu mengulurkan buku Lili ke Riko
“O iya dek. Terimah kasih yah” Mika hanya tersenyum simpul dan pergi meninggalkan 2 kakak kelasnya ini tetapi tiada yang mengetahui bahwa ada perasaan aneh yang melanda Mika karena tersadar bahwa sejak tadi dia diperhatikan oleh pacarnya Lili.
“Riko , adikloh nggak ke sekolah yah?” tanya Nino yang masih memandang sosok belakang Mika yang menjauh
“Iy, dia lagi demam”jawab Riko dan lanjut” Nanti loh beritahu adik gue yang sebenarnya setelah dia sembuh yah. Gue takut nanti adik gue napa – napa”
“Loh memang sahabat gue yang paling baik Riko, gue janji akan mengungkapkna hal yang sebenarnya pada Lili” janji Nino pada Riko akan menyelesaikan masalahnya pada Lili.
Nino sangat gembira karena masalahnya ini bisa dia selesaikan. Setelah masalah ini selesai, Nino akan menembak Mika bingkisan hatinya. Walau begitu, masih ada perasaan gundah pada hati Nino karena takut tidak diterima oleh Mika. karena Nino tidak pernah melihat sinya – sinyal perasaan Mika kepada dirinya dan dari informasi temannya, Nino dengar bahwa Mika itu tidak pernah pacaran sekalipun jadi agak sedikit peluang bahwa Mika akan menerima dirinya menjadi pacarnya.
^_^ Sore hari ^_^
Di ujung sana , terdapat jembatan penghubung komplek Beriring dan komplek Luris. Di komplek Beriring disitulah Nino tinggal dan entah angin darimana dia sudah berada di samping bibir jembatan penghubung komplek dengan posisi duduk di hantaran rumput hijau dengan aliran sungai mengalir deras yang badannya telah dipenuhi sampah.
“Andai saja Mika keluar dari rumahnya dan berjalan melewati jembatan ini! Pasti gue akan meloncat kegirangan dehh..” bicara sendiri Nino memandang jembatan yang tak sadar disampingnya sudah berada Mika dan seorang anak kecil kira – kira berumur 3 tahun.
“Mii…ka” ujar Nino terbata – bata tersadar bahwa Mika sudah berada di sampingnya sedang berdiri dengan tersenyum simpul , maka Mikapun langsung duduk bersampingan dengan Nino yang dirinya tengah memakai jaket biru bergaris dan kerudung biru menutupi kepalanya.
“Apa maksud perkataan kakak tadi?” tanya Mika sambil merangkul seorang anak – anak perempuan yang masih kecil
“Uh…tidak apa – apa kok! Itu adikmu yah?” tanya Nino salah tingkah, sontak saja Nino mengalihkan pembicaraan takut ketahuan oleh Mika.
“Yah, ini adikku. Kalau begitu, aku pulang dulu yah kak”pamit Mika pada Nino sambil bangkit dari duduknya.
“Kenapa cepat begitu, aku temani yah! kan aku bawah payung nih” pinta Riko menawarkan untuk mengantarnya pulang sambil memperlihatkan payung besar berwarna pelangi. Nino sadar bahwa Mika ingin cepat pulang karena Awan lagi bendung dan mungkin sebentar lagi akan hujan.
“Menyebalkan banget dehh. Gue masih mau lama–lama sama Mika tapi kenapa mau hujan sih. Semoga Mika mau menerima ajakan gue dehh” ujar Nino dalam hati supaya dia lebih dekat dengan Mika.
Mika hanya memasang seulas senyum dan mengangguk menandakan dia mau , maka Ninopun menemani Mika untuk pulang ke rumahnya di komplek Luris. Nino sangat gembira karena dia bisa bertemu bingkisan hatinya. Dalam perjalan, Nino dan Mika berbincang – bincang dan dari awal kejadian itulah Nino bisa dekat dengan Mika. Riko tak menyangka bahwa Mika sangat asyik di ajak bicara dan setiap kali di sekolah kalau bertemu Mika, pasti Riko selalu menyapanya tidak canggung seperti dulu.
“Adik loh masih belum sembuh juga yah” tanya Nino khawatir karena sudah lebih 1 minggu Nino tidak pernah melihat batang hidung Lili di sekolah
“Yah, elohh jenguk dehh adik gue. Dia sekarang lagi di rawat rumah sakit” jawabnya yang masih menulis PR MTK Nino.
“Okedehh, emangx Lili demamnya tinggi yah kenapa dia dirawat di rumah sakit” tanya lagi Nino
“Lili kena demam berdarah bro” jawab Riko dan setelah percakapan itu guru MTKnya masuk dalam kelas sambil memegang 3 buku cetak MTK yang tebal.
“Untunglah gue udah selesai. Thanks yah bro mau lihatinn Prmu itu. Loh kan tau gue tuh paling puyeng kalo belajar MTK”ujar Riko sudah selesai menyontek PR Nino, langsung saja Riko mengembalikkan buku Nino
“yah..yah dehh!” gumam Nino
Sepulang sekolah, sesuai janjinya pada Riko dia akan menjenguk Lili di rumah sakit. Sebelum menuju ke rumah sakit , Nino pergi membelikan apel dulu dan setelah itu dia akan menjenguk Lili.
Nino sudah berada di kamar Lili tempat di rawatnya di rumah sakit, Nino tak mengira bahwa sakitnya Lili itu sangat parah sekali.
“Kakak! Aku kangen banget sama kakak. Kenapa kakak baru datang menjengukku” ujar kegirangan Lili melihat Nino berada di sini
“Maaf yah Lili. “minta maaf Nino pada Lili “Ini apel buatmu, cepat sembuh yah” Nino lalu menyimpan kantong yang berisi apel itu di atas meja.
“terimah kasih yah kak”
2 jam Nino berada di rumah sakit dan belum sempat dia kembali ke rumahnya, Nino malah pergi ke jembatan penghubung komplek berharap Mika berada di sana. Sudah lebih 30 menit Nino menunggu Mika berharap dia akan datang tetapi belum datang juga. Nino yang sudah capek dan perutnya udah keroncongan karena belum makan siang, beranjak pun pulang tetapi baru beberapa langkah ada seseorang yang meneriakki namanya sontak saja Nino berbalik ke belakang.
“Mika..!” sahut Nino melihat Mika berlari tergopoh–gopoh menuju ke dirinya.
“Hai kak , apakah kakak sudah mau pulang?” tanya Mika yang sudah berada di depan Nino
“Ndak koh, yuk kita ke sana!” ajak Nino yang sebenarnya perutnya keroncongan sekali tetapi karena bingkisan hatinya telah datang diapun menunda kepulangannya.
Nino dan Mika duduk berdampingan di hantaran rumput hijau di samping jembatan seperti tempat dulu . Nino sangat gembira sekali karena Mika yang tadinya dia tunggu akhirnya datang juga.
“Kak, kenapa masih pakai baju sekolah?” tanya Mika yang melihat Nino masih memakai baju sekolah
“Tadi aku pergi menjenguk Lili” jawab enteng Nino
“Ohh.. ini kak roti. Entah perasaanku saja, tadi aku mendengar suara perut kakak minta makan” ujar Mika tertawa pendek dan mengulurkan roti coklat pada Nino
“Astaga, trims yah Mika” ujar Nino sambil tersenyum mengembang “Ahh.. memalukan benar dehh” ujar dalam hati Nino
Hening tiada yang berbicara menuju pikiran masing – masing tetapi itu tak berlangsung lama karena setelah Nino menghabisi roti cokelatnya dia memecahkan keheningan itu.
“Mika , aku biisa curhat nggak sama kamu” pinta Nino sambil meremes plastik roti itu dan menyimpannya di kantong celana
“Bisa kok kak”
“Begini, kamu tahu kan aku lagi pacaran dengan Lili”
“Iya, aku tahu kok. Emangnya kenapa?” sela Mika sambil memperbaiki kerudungnya
“Aku menyukai seseorang cewek, sudah lebih 1 tahun perasaanku padanya tetapi semenjak kedatangan Lili aku pusing dengan perasaanku sendiri dan kukira aku menyukai Lili tapi nyatanya tidak , rasaku padanya hanya seperti adik. Aku keliru dan dengan bodohnya aku malah menembak Lili. Aku masih menyukai cewek itu” curhat Nino pada Mika
“Kakak harus mengungkap hal yang sebenarnya pada Lili, tetapi bukan sekarang namun setelah Lili sembuh” ujarnya mirip dengan solusi Riko dan lanjut Mika “emangnya siapa cewek itu kak?” tanyanya
“Kamu tak perlu tahu dek tapi jujur aku sungguh sangat meyayanginya, aku boleh nanya nggak sama kamu” tanya Nino ragu
“tanya apa kak”
“Begini, apakah aku harus mengungkapkan perasaanku pada orang yang ku suka itu tetapi aku takut dia nanti tidak menerimaku, menurutmu bagaimana itu?” tanya Nino sambil memperbaiki posisi duduknya dam memandang ke depan
“Kak, ungkapkan saja pada orang itu walau kita tidak tahu apakah orang itu menyukai kakak atau tidak itu terserah dirinya kak. Mencintai seseorang itu tak selamanya bisa di miliki” Mika menoleh ke Riko.
Nafasnya ditarik dan dihembuskan keras “Tetapi aku ingin dia jadi milikku, aku sangat mencintainya Mika”
“Kakak itu namanya bukan cinta kalau ingin memiliki. Jodoh itu tak kemana–mana! Aku yakin kok pasti kakak bisa dehh dapatkan cinta kakak. Lebih baik kakak mengungkapkan pada dia, cepat selesaikan masalah kakak karena UN sudah mendekat aku takutnya kakak tidak fokus saat ulangan nanti” ujarnya menasehati dan lanjut “Aku pulang dulu yah kak, sudah Azhar! Aku mau pulang dulu pergi salat. kakak jangan lupa yah salat” pamit Mika bangkit dari duduknya karena sudah mendengar suara adzan.
Ninopun bangkit juga dari duduknya “oh iya baiklah”
Mereka berdua pun menuju ke rumahnya masing – masing yang berlawanan arah tetapi baru beberapa langkah Nino berjalan, dia berbalik ke belakang dan meneriakki Mika yang belum jauh jaraknya dari jembatan “Mika.. AKU CINTA KAMU! Orang yang ku maksud itu adalah kamu” teriak Nino mengutarkan perasaanya dan berlari menuju ke Mika yang tersentak kaget mendengarkan pengakuan Nino.
Mika membalikkan tubuhnya dan menundukkan kepalanya yang sosok cowok itu telah berada di depannya “Kak, maafkan aku tidak menyukai kakak. Aku hanya menganggap kakak itu seperti kakakku sendiri. Maafkan aku kak, aku tak pantas menjadi seseorang yang kakak cinta” jujur Mika
“Mika, aku tau pemikiranmu. Aku tidak akan marah karena itu kehendakmu sendiri” ujar Nino sedikit kecewa sambil memasang seulas senyum di wajahnya walau sesungguhnya hatinya perih sekali tersadar apa maksud dari pemikiran Mika dan itu memang benar karena tidak selamanya orang yang kita cintai akan menjadi milik kita. Itu sama saja dengan berbisnis cinta!
Mika mengangkat wajahnya dan tersenyum senang mendegarkan apa yang di ungkapkan Nino “Terimah kasih kak!”
“Aku tidak akan memaksamu Mika, aku sangat menyayangimu lebih dari apapun. Aku akan menunggumu walau itu sangat lama” janji Nino
“Kak, lihat orang yang berada di samping kakak sekarang” ujar Mika memegang bahu Nino lalu menasehatinya “Lili, mungkin kakak tidak menyukainya tapi belajarlah untuk menyukainya. Lupakan aku kak, cinta Lili pada kakak sangat besar. Aku yakin kakak pasti bisa kok. Percayalah kak”
“ tapi Mika” sela Nino dengan kesedihan yang terpancar dimatanya
“Aku yakin, belajarlah kak. jangan sia – siakan perasaan kakak hanya untukku. Bukalah mata kakak lebar–lebar bahwa Lili yang cocok jadi pacar kakak, bukan aku”
“Mungkin engkau benar Mi, entahlah! aku juga pusing dengan perasaanku sendiri” ujar lirih Nino tetapi Mika masih bisa mendengar apa yang di katakannya
“Waktu yang akan menjawab semuanya. Belajarlah kak”
wahai bingkisan hatiku
Kini ku tahu perasaanmu padaku,
Cintaku bertepuk sebelah tangan
Merasuk di dada, Serasa sukma melayang pergi
Tiada yang kekal dam cinta,
Tidak selamanya berakhir bahagia
Mencintai seseorang tak selamanya bisa dimiliki
Hatiku perih mengetahui kenyataan yang sebenarnya
Tergores luka di hati
Kini ku coba ,
Melupakanmu dan belajar mencintai dia
Dia yang menjadikanku purnama di hatinya
Walau itu sulit
Waktu yang akan menjawab semuanya
- FINISH -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar